PENULIS : NAVIDA SURYADILAGA (MAK NAVIDA)
TWITER : @kanjengsrikandi Bedhaya Ketawang dan Mitosnya Beberapa hari lalu, saya streamer-an mendengarkan sebuah stasiun radio. Kebetulan saat itu sedang dibahas sedikit cerita tentang mitos tarian kebesaran Bedhaya Ketawang. Sebenarnya cukup menarik, namun karena hanya sekilas info di jeda iklan jadi samar deh informasinya. Setelah sedikit searching, ternyata memang banyak cerita yang similiar. Bedhaya ketawang Tari Bedhaya Ketawang merupakan tarian kebesaran dan tarian yang di sakralkan di Keraton Jawa (Yogyakarta dan Solo). Tarian ini hanya dipentaskan satu tahun sekali, yaitu pada saat perayaan hari penobatan raja atau “Tingalan Dalem Jumenengan”. Seperti halnya tarian Bedhaya lainnya, tarian ini bersifat magis-religius, dalam pementasannya tarian ini dipentaskan oleh 7 sampai 9 penari. Awalnya tarian ini hanya dimainkan oleh 7 orang penari saja, namun dalam perkembangannya, karena tarian ini dianggap sebagai tarian khusus dan amat sakral, sehingga akhirnya dimainkan oleh 9 orang penari. Sebelum menarikan tarian ini, kesembilan penari harus melakukan ritual puasa tertentu, mensucikan diri lahir batin, dan tidak sedang dalam keadaan datang bulan. Sehingga seringkali penari penari cadangan dipersiapkan untuk menggantikan jika saat tiba hari pementasan ada salah satu penari yang berhalangan sehingga tidak memenuhi syarat untuk mementaskan tarian ini. Lebih dari itu, para penari harus dalam keadaan perawan. Selain itu, Keraton juga harus melakukan ritual tertentu. Yaitu larungan atau labuhan (persembahan korban) berupa sesaji ke 4 titik mata angin, yaitu : di bagian arah utara untuk Gunung Merapi dengan penguasa Kanjeng Ratu Sekar. Di bagian arah selatan untuk Segoro Kidul (Laut Selatan) dengan penguasa Ratu Kidul. Di bagian barat, untuk Tawang Sari dengan penguasa Sang Hyang Pramori (Durga di hutan Krendowahono). Dan terakhir, di bagian timur untuk Tawang Mangu dengan penguasa Argodalem Tirtomoyo, dan Gunung Lawu dengan penguasa Kyai Sunan Lawu. Ada beberapa versi mengenai penciptaan tari ini. Konon, tarian ini diciptakan ratunya seluruh makhluk halus, yaitu Ratu Kencanansari atau lebih dikenal sebagai Ratu Kidul untuk melambangkan cinta kasihnya kepada raja penguasa Mataram. Versi pertama, menurut Sinuhun Paku Buwono X, Bedhaya Ketawang menggambarkan lambang cinta birahi Kanjeng Ratu Kidul pada Panembahan Senopati (raja pertama Kerajaan Mataram) segala gerak melambangkan bujuk rayu dan cumbu birahi, walaupun dapat dielakkan Sinuhun, Kanjeng Ratu Kidul tetap memohon agar Sinuhun ikut bersamanya menetap di dasar samodera dan bersinggasana di Sakadhomas Bale Kencana ( Singgasana yang dititipkan oleh Prabu Rama Wijaya di dasar lautan) dan terjadilah Perjanjian/Sumpah Sakral antara Kanjeng Ratu Kidul dan Raja Pertama tanah Jawa, yang tidak dapat dilanggar oleh Raja-Raja Jawa yang Turun Temurun atau Raja-Raja Penerus. Namun versi lain, menurut kitab Wedhapradagna, tarian Bedhaya Ketawang ini diciptakan oleh Sultan Agung (raja ketiga Kerajaan Mataram), dan Kanjeng Ratu Kidul diminta oleh Sultan untuk mengajarkan secara langsung gerakan tarian tersebut kepada para penari kesayangan Sultan. Pelajaran tari ini diselenggarakan setiap malan Anggara Kasih (selasa kliwon). Sampai saat inipun, para penari masih melakukan latihan pada hari tersebut. Saat tarian dipentaskan tidak dibenarkan adanya makanan atau rokok, karena hal ini dianggap akan mengganggu ke khidmat-an dari tarian ini. Maka, selama kurang lebih 5.5 jam hadirin harus khusuk, tidak berbicara, tidak makan, tidak minum, dan hanya menikmati setiap gerakan dari tarian Saat pementasan, dipercaya sang pencipta tarian ini juga turut hadir. Namun tidak semua orang dapat melihatnya, hanya mereka yang memiliki kepekaan tertentu saja yang merasakannya. Begitu pula saat para penari berlatih, sang pencipta tarian ini dipercaya ikut membenarkan gerakan – gerakan para penari, namun tentunya tidak kasat mata, hanya penari yang memiliki kepekaan pula lah yang dapat merasakannya |
PENULIS : NAVIDA SURYADILAGA (MAK NAVIDA)
TWITER : @kanjengsrikandi Kitab Sanghyang Siksa Kandang Karesian Hal yang sangat disayangkan, dalam pengumpulan data sejarah negeri ini sangat miskin dalam kode verifikasi tahun. Jadi, blm bisa dijelaskan kapan kitab ini ditulis dan oleh siapa. Yang jelas, kitab ini menuturkan hal-hal yang patut dilakukan sebagai seorang manusia dari ranah Sunda. Jauh, sebelum datangnya pedoman Qur'an di negeri ini. KItab sanghyang siksa kandang karesian bertuliskan: Ini pakeun urang ngretakeun bumi lamba : caang jalan panjang tajur, paka pridana, linyih pipir, caang buruan. Anggeus ma imah kaeusi, leuit kaeusi, paranje kaeusi, huma kaomean, sadapan karaksa, palana ta hurip, sowe waras, nyewana sama wong sarat. Sangkilang di lamba, trena taru lata galuma, hejo lembok tumuwuh sarba pala wohwohan, dadi na hujan, landing tahun, tumuwuh daek, ma hurip na ujung reya. Inya eta sanghyang sasana kreta di lamba ngaranna. Ini sanghyang dasa kreta nu dipajarkeun kalangkang sanghyang dasa sila, ya maya-maya sanghyang dasa marga ta, ka retyaksaan na dasa indriya. Ini byakta : ceuli ulang barang denge mo sieup didenge kenana dora bancana, sangkan urang nemu mala na lunas papa naraka; hengan lamun kapahayu ma sinenggu utama dipangreungeu. Mata ulah barang deuleu mo ma sieup dideuleu kenana dora bancana, sangkan urang nemu mala na lunas papa naraka; hengan lamun kapahayu ma sinenguh utama ning deuleu. Kulit ulah dipake gulang-gasehan, ku panas ku tiris, kenana dora bancana, sangkan nemu mala na lunas papa naraka; hengan lamunna kapahayu ma sinengguh utama bijilna ti kulit. Letah ulah salah nu dirasakeun kenana dora bancana, sangkan urang nemu mala na lunas papa naraka; hengan lamunna kapahayu ma sinengguh utama bijilna ti letah.Irung ulah salah ambeu kenana dora bancana, sangkan urang nemu mala na lunas papa naraka; hengan lamun kapahayu ma sinengguh utama bijilna ti irung. Sungut ulah barang carek kenana dora bancana na luna papa naraka; hengan lamun kapahayu ma sinengguh utama bijilnya ti leungeun.Suku ulah barang tincak keuna dora bancana na lunas papa naraka; hengan lamunna kapahayu ma sinengguh utama bijilna ti suku. Payu ulah dipake keter keter kenana dora bancana na lunas papa naraka; hengan lamunna kapahayu ma sinegguh utama bijilnya ti payu. Baga purusa ulah di pake kancoleh kenana dora bancana na lunas papa naraka; hengan lamunna kapahayu ma sinengguh utama bijilna ti baga lawan purusa. Ya ta sinanuh dasa kreta ngaranna. Anggeus kapahayu ma dora sapuluh rampes twahna urang reya. Ma ngun twah sang dewa ratu.Nihan sinangguh dasa prebakti ngaranna. Anak bakti di bapa, ewe bakti di laki, hulun bakti di pacandaan, sisya bakti di guru, wang tani bakti di wado, wado bakti di mangkubumi, mangkubumi bakti di ratu, ratu bakti di dewata, dewata bakti di hyang. Ya ta sinangguh dasa prebakti ngaranna.Kitu keh urang janma ini. Lamun dek nyaho di puhun suka lawan enak ma ingetkeun saur sang darma pitutur. Ini silokana : * Talaga carita hangsa * Gajendra carita banem* Matsyanem carita sagerem* Puspanem carita bangbareng Kalinganya, kitu ja rang dek ceta, ulah salah geusan nanya. Lamun haying nyaho di taman herang, talaga banyu atis ma, hangsa TanyaSanghyang Siksakandang Karesian |
RAHIM MAKRIFAT SUNYI
Di sini
Kesedihan batinmu, kau coretkan Pada lembaran-lembaran kardus dan koran Yang kita lukis sepanjang pagi dan petang Di sini Nyanyian rindumu. kau dendangkan Pada tumpukan cd dan kaset bajakan Yang kita rekam di tiap-tiap malam Mengapa aku sangat rapuh? Mengapa, aku tak sanggup menjadi Tjut Nyak Dien? Yang begitu perkasa dalam memimpin revolusi rakyat Aceh! Mengapa aku tak setangguh bunda Theresa? Yang dengan cintanya, ia mampu mengulurkan kasih pada siapapun! Mengapa, tak juga aku mampu, menjadi perempuan hebat seperti Marsinah? Atau, ketangguhan pelacur-pelacur dalam naskah Pelacur dan Presiden! Atau apapun! Yang penting, aku harus tangguh! Apakah ini jiwa kebanyakan perempuan Indonesiaku? Yang lebih senang bermanja di atas ranjang, sambil menikmati segelas coklat hangat, serta ditemani boneka barbie sambil mendengar musik romantis yang picik? Mengapa kau meracuniku? Engkau, seperti nikotin dalam tiap asap rokok yang aku hisap! Engkau seperti kafein dahsyat pada tiap cangkir kopi yang ku teguk! |
KERINDUAN
Kamar tidur yang terperam
Sudut-sudut ruangan dingin, gelap mencekam Tidak ditemani cangkir kopi malam ini Hanya sebatang Gudang Garam Signature Satu batang yang hanya menemani beberapa saat, lain denganmu.. Dan jam-jam kedepan Tiada lagi cangkir kopi hitam panas Ataupun hisapan kenangan Dentingan piano blues Dan dawai asmara biola Memanjakan tembok-tembok sunyi Dua baris bibir yang dilekatkan lakban Disini aku merindukan kekasihku, Tuhan Dalam mulanya perjalanan Jiwa Berasal dari alam-Nya Melangkah pada alam para cahaya Bersatu pada alam Gene Hingga merasuki jasadku yang sekarang Sebatang rokok tadi sudah habis, tapi tidak akan pernah akan cintaku Sepertinya, jiwa ini sedang rindu Rindu akan kekasihnya... Rindu akan para alam damai... Rindu akan indahnya... Biarkanlah roh yang berkerja Menghubungkanku dengan kekasihku, Sang Bigboss, Tuhan... |
DOSA LURUH SETENGAH BAYA
aku berdiri di tanah asing
terhimpit dengan pakaian jirah berlapis besi bertopeng kepalsuan dan pura-pura kekalahan baru kugapai tersayat perih jadi luka menganga rasanya baru kemarin aku berpelukan dengan angin berdansa bersama bayang-bayang di tanah asing ini aku berdiri menghitung sisa-sisa harapan kosong aku baru saja kalah payah .. !! hari ini akan kugenapkan kekalahan jiwaku yang lelah lewat pelarianku yang tak berujung di tanah asing melalui kepulanganku kembali di tanah ibu yang melahirkan ku di tanah lumpur yang membentukku dan suatu ketika kutatap birunya langit ada sebentuk awan kehiduan sebagai pertanggung jawaban atas langkahku yang keliru segenap mayapada biarkan aku lumat bersama kepongahanku bersama kesombonganku ada gelora yang tak bisa diolak ada rindu yang bergejolak dan mendesak dan aku berjanji atas nama Tuhanku beri aku kesempatan di akhir tarikan nafasku tatkala senja menjadi malam tatakala malam berselubung kelam gelap .. !! pekat .. !! maafkan aku ampuni hambamu tak ada damai di luar jalan-Mu terbangkan aku ya Tuhanku ke tempat yang tinggi dari semua tempat yang paling tinggi di sisiMu di mana sesal kuterima dan dosa-dosa luruh dengan ampunan-Mu |